Penggunaan es batu pada minuman bisa mengancam kesehatan tubuh, Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sedang memfokuskan masalah ini
terutama pada jajanan anak sekolah.
Tahun ini cemaran
mikrobiologi pada panganan jajanan anak sekolah masih terbilang tinggi.
"Cemaran bahan tambahan ilegal menurun, tapi cemaran mikrobiologi masih
tinggi," ujar Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya Roy Sparringa, ditulis Selasa (1/10/2013).
Jajanan anak
sekolah seperti sirup dan jelli menurut DR. Roy menggunakan sumber air
yang tidak layak konsumsi. Sehingga bakteri yang ada pada es batu
tersebut mengakibatkan beberapa penyakit yang menyerang gangguan
pencernaan.
"Es-es yang dipakai itu bukan suplai untuk makanan, bakteri yang ada pada es batu bisa mengancam kesehatan seseorang" kata Roy.
Menurut
Survei Pengawasan Jajanan Anak Sekolah di tahun 2013 menunjukkan
terjadi penurunan bahan tambahan pangan berlebih dari 5.668 sampel
sekolah yang diteliti.
Penurunan terjadi dari 24 persen pada
2012, menjadi 17 persen di 2013. Namun untuk cemaran mikroba menunjukan
peningkatan dari 66 persen di tahun lalu menjadi 76 persen saat ini.
"80 persen hasil kajian menunjukkan es tidak memenuhi syarat," ujar Roy.
Roy
mengaku pernah melihat langsung, penggunaan es batu diobok-obok tapi
masih digunakan sebagai makanan. "Ini yang belum banyak disadari
masyarakat, misalnya es balokan yang ada di bawah terus dipotong dan
dicampurkan ke minuman, itu bayangkan berapa banyak bakterinya" ujarnya.
Bakteri
pada es balokan ditemukan sama dengan yang ada pada tinja yaitu E-Coli,
tidak hanya itu ada juga kapang dan kamir serta bakteri salmonela.
Menurut
BPOM perihal es batu balokan ini bukanlah hal sepele, ini perlu
pengawasan khusus. "Masyarakat sepertinya menganggap ini hal kecil
tetapi ini bisa berbahaya untuk yang mengonsumsinya," papar DR. Roy.
(Mia/Abd)
Sumber:
http://health.liputan6.com/read/706896/awas-bahaya-di-balik-es-batu-balok